Nama : Rindi Apriani 23
Desember 2015
NIM : D1813072
Katalogisasi Dan Katalog
A. Pengertian
Katalogisasi dan Katalog
Perpustakaan
merupakan lembaga masyarakat yang produknya bersifat intangible. Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka yang berarti
wadah informasi. Informasi di dalam perpustakaan dapat berupa buku maupun
non-buku, buku di perpustakaan seperti contohnya yaitu buku teks, majalah,
jurnal, brosur dll. Sedangkan non buku dapat berupa film, pita hitam, rekaman
suara dan lainnya. Adjat Sakri dan kawan-kawan dalam Kamus Kecil Perpustakaan
menyebutkan bahwa perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun pustaka dan
menyediakan sarana bagi pengguna untuk memanfaatkan koleksi tersebut.
Terdapat
tiga unsure utama dalam pembentukan perpustakaan yaitu: perpustakaan, koleksi
dan pengguna. Ketiganya saling berkaitan dalam penyebaran informasi di
lingkungan masyarakat. Sarana perpustakaan terdiri dari ruangan, peralatan,
koleksi termasuk pustakawan merupakan unsure penting yang harus ada di dalam
perpustakaan. Di dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 menjelaskan bahwa perpustakaan
adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya
rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka
Perpustakaan
di tuntut secara profesional dalam memberikan layanan, koleksi serta sarana dan
prasarana sesuai dengan standar kualitas. Dari ketiga unsure perpustakaan,
memang semua harus dilakukan secara profesional sesuai kualitas. Tidak
terkecuali pada koleksi perputakaan. Pustakawan harus mampu memilih bahan
pustaka yang memang benar-benar di butuhkan oleh penggunanya. Bahan pustaka
tersebut harus benar-benar memenuhi standar kualitas koleksi sesuai
Undang-Undang. Bahan pustaka yang yang akan dijadikan koleksi di perpustakaan
perguruan tinggi tentu saja tidak hanya
disediakan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswanya saja, namun juga masyarakat
luas yang akan memanfaatkan fasilitas, layanan dan sarana perpustakaan.
Karena
banyaknya koleksi yang harus di sediakan perpustakaan, mau tidak mau perpustakaan harus mempunyai alat untuk temu
kembali koleksi yang diharapkan. Tidak mungkin seorang pustakawan membaca
berates ratus buku dalam waktu sehari dan harus hafal dimana letak buku itu
berada. Untuk itu alat temu kembali ini dimaksutkan agar meringankan pekerjaan
pustakawan. Alat temu kembali yang dapat digunakan pustakawan yaitu katalog.
Katalog
berasal dari bahasa yunani “catalogus” yang berarti suatu daftar. Menurut
Daryanto (1986) katalog merupakan wakil buku dalam perpustakaan, yang
menerangkan tentang sebuah buku dengan maksut untuk memudahkan pemakai
perpustakaan dalam mencari buku tersebut.
Katalog
merupakan alat untuk mencari dan menemukan kembali dengan mudah suatu buku di
perpustakaan maka setiap judul buku perlu dibuatkan kartu dengan entri
pengarang, judul dan subjek. (Soeatminah, 1991 : 82). Disamping katalog dapat
menunjukkan buku-buku yang ada di perpustakaan, juga memberikan keterangan
tentang fisik buku, tahun terbit, nama pengarang, nama penerbit dan kota terbit
serta judul buku selengkapnya juga jumlah halaman buku. (Drs. Daryono, 1986).
Sedangkan
katalogisasi merupakan suatu kegiatan membuat katalog. Dalam pembuatan katalog
harus diperhatikan hal-hal yang harus ada dalam katalog, seperti nama
pengarang, kota terbit, tahun terbi, penerbit dll. Hal yang paling penting
dalam pekerjaan katalogisasi ialah bahwa kita harus mengingat: (1) prinsip taat
asas, (2) menggunakan peraturan katalogisasi yang ada, (3) prinsip efisiensi
kerja untuk menghemat tenaga dan waktu (Drs. Daryono, 1986 : 104).
B. Macam-Macam Katalog
1. Katalog
dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu :
1.1 Katalog
bentuk kartu
Katalog ini sering
dipakai dalam perpustakaan. Berukuran 7,5 x 12,5 cm. terbuat dari kertas tebal
warna putih dan agak mengkilap.
1.2 Katalog
bentuk buku
Dibuat seperti buku
yang berisi daftar semua buku yang dikoleksi perpustakaan, ditulis menurut
urutan nomor klasifikasi.
1.3 Katalog
bentuk berkas
2. Jenis
katalog dapat dibagi menjadi:
2.1 Katalog
Pengarang
Yang menjadi kata
utamanya ialah nama pengarang yang disusun menurut abjad judul buku.
2.2 Katalog
Subjek
Kata utamanya adalah
subjek atau pokok masalah.
2.3 Katalog
chek list
Katalog pengarang tetapi
khusus dibuat untuk disimpan dalam ruang adminstrasi perpustakaan.
C.
Pedoman
yang digunakan dalam membuat katalog
1. Anglo
American Cataloging Rules, 2nd ed., 1998.
2. Peraturan
Katalogisasi Indonesia.
3. Standar
Deskripsi untuk Monografi atau ISBD (M) Indonesia.
4. Standar
Penentuan Tajuk Entri.
5. Pedoman
Klasifikasi.
6. Daftar
Tajuk Subjek
D. Menentukan Tajuk Subyek
Penentuan
tajuk subyek memiliki hubungan erat dengan pembuatan katalog perpustakaan.
Menentukan tajuk subyek didasarkan atas suatu daftar yang khusus membuat atau
mendaftar tajuk-tajuk subyek. Yang dimaksud tajuk subyek adalah istilah, kata
atau frasa yang digunakan dalam katalog untuk menyatakan tema suatu buku yang
bertujuan untuk mendaftarkan serta menepatkan buku yang membahas suatu subyek
tertentu dibawah satu istilah yang seragam.
Sebelum
membuat katalog, hal utama yang harus dilakukan adalah membuat atau menentukan
tajuk enteri utama. Tajuk ini merupakan pedoman untuk memasuki urutan dalam
katalog sehingga dalam menentukan bentuk tajuk ini diperlukan pertaturan yang
tetap supaya dalam mengerjakannya bisa dilakukan dengan konsisten. Hal ini
dapat mengefektifkan dalam pemakaian katalog dan pendayagunaan sumber
perpustakaan.
1.
Tajuk utama adalah nama, kata atau
kalimat yang ditempatkan sebagai kepala uraian katalog. Pada umumnya berupa
nama pengarang perorangan, nama badan korporasi, judul dan sebagainya.
a. Karya
pengarang tunggal
Dikarang oleh seseorang
yang apabila suatu karya dikumpulkan atau pilihan karya disusun oleh seseorang atau
dikumpulkan oleh orang lain, maka tajuk utama ditentukan pada pengarang
tersebut.
b. Karya
pengarang ganda
Merupakan karya yang
disusun oleh 2 orang atau lebih dalam menciptakan karya itu. Apabila disusun
oleh 3 pengarang tanpa pengarang utama, maka yang menjadi entri utamanya adalah
pengarang yang namanya disebutkan pertama kali pada halaman judul.
c. Karya
lebih dari 3 pengarang
Apabila suatu karya
dikarang oleh lebih dari 3 orang tanpa ada pengarang utama maka tajuk entri
utamanya di tentuka pada pengarang yang pertama kali di sebutkan pada halaman
judul.
d. Karya
campuran
Seseorang yang telah
membuat suatu karya tetapi dengan fungsi yang berbeda(penerjemah, penyadur,
pewawancara) penentuan tajuknya tergantung pada peranan pengaran dan bagian
masing-masing dalam karya itu:
a. Jika
seseorang itu sebagai seorang penerjemah
Apa bila suatu karya
diterjemahkan dari bahasa lain maka tajuk di tentukan pada pengarang aslinya,
dan dibuatkan enti tambahan pada penerjemah.
b. Jika
seseorang sebagai penyadur
Karya saduran atau
ditulis ulang dalam gaya yang berbeda tanpa mengubah makna atau isi dari karya
asli maka tajuk ditentukan pada penyadur atau pengubah.
c. Nama
geografis
Dapat di tulis dengan
varian:
1. Nama
negara
2. Nama
kota besar
3. Nama
kota yang merupakan wilayah kekuasaan
d. Badan
korporasi
Merupakan suatu organisasi
atau kumpulan orang-orang yang dikenal dengan nama tertentu, contohnya:
pemerintah, perusahaan, lembaga, institusi, panitia dll.
2.
Tajuk enteri tambahan
Merupakan tambahan pada
tajuk enteri utama dalam suatu katalog. Tajuk tambahan ini menambahkan
kemungkinan pendekatan untuk mendapatkan suatu karya di samping tajuk utama.
Dibuat untuk orang atau bada yang hubungannya dengan suatu karya yang
memungkinkan digunakan untuk mencari karya tersebut.
E.
Penulisan
dan Pengetikan Kartu Katalog
Keterangan yang harus ditulis dalam katalog yaitu:
1. Call
number
2. Nama
pengarang
3. Judul
4. Imprint
(kota terbit, penerbit dan tahun tebit)
5. Kolasi
(keterangan mengenai halaman, grafik, table indeks dsb)
6. Anotasi
(nama seri penerbitan)
7. Jejaka
(penunjukan kartu lain)
Keterangan
penulisan katalog
1. Call
number
Call
number buku berfungsi sebagai alat untuk menentukan tempat ataupun urutan letak
buku dalam penyimpanan dan penyusunanya pada rak. Diketik pada sudut kiri atas,
mulai dengan nomor klasifikasi pada jarak ½ cm dari tepi kiri dan
dari atas. Cara penulisan call number ini tergantung dari perpustakaan
masing-masing perguruan tinggi. Biasanya untuk cetakan juga bisa di masukkan
dalam call number, ditulis dengan singkatan. Contohnya c.2, c.3 dan seterusnya.
Contoh
call number yang tidak di sertai dengan cetakan: misalnya buku Ilmu
Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan karya Wiji Suwarno yang diterbitkan
Ar-Ruzz Media Yogyakarta, tahun 2010 dengan nomor klasifikasi 025 dapat ditulis
seperti berikut ini:
025 – nomor klasifikasi (Merupakan nomor kelas buku yang
ditentukan berdasarkan
DDC)
Suw – Suwarno, Wiji ( Nama pengarang dibalik)
i - Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik
Pustakawan (judul
buku)
Untuk penulisan call
number yang disertai dengan cetakan, penulisannya sama seperti katalog yang
tidak terdapat cetakan, contohnya:
025
Suw
i.2
Langkah menentukan call
number dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Call number didasarkan pada petunjuk
dalam buku pedoman klasifikasi yang dipergunakan di perpustakaan.
b.
Call number pada katalog terdiri atas:
1.
Nomor klasifikasi (golongan ilmu)
2.
Tiga huruf kependekan dari nama
pengarang (huruf pertama ditulis huruf besar dan selanjutnya ditulis huruf
kecil)
3.
Satu huruf pertama dari judul buku
c.
Call number dicantumkan pada sudut kanan
atas halaman judul buku yang bersangkutan.
d.
Call number inilah yang nantinya perlu
ditulis pada label dan ditempelkan pada punggung buku. Yang kemudian berfungsi
sebagai alat untuk menentukan tempat atau letak buku dalam penyusunanya di rak.
e.
Untuk memudahkan dalam membuat katalog
biasanya dibuatkan T-slip terlebih dahulu. T-slip ini merupakan catatan
keterangan mengenai buku yang nantinya akan diketik. T-slip ini diselipkan pada
buku yang bersangkutan, T-slip ini hanya merupakan konsep dari pembuatan
katalog.
2. Nama
Pengarang
Nama
pengarang ini dapat terdiri atas nama orang, nama instansi, nama pemerintah atau
negara dan lainnya. Nama pengarang di ketik pada indensi pertama, sejajar dngan
3 huruf pertama dari call number, dengan jarak kira-kira 2 ½ cm dari
tepi kiri dengan ketentuan:
a. Nama
keluarga diketik lebih dahulu, kemudian barulah diketik nama depan (nama
kecil)-nya.
b. Pengetikan
nama keluarga atau nama pengarang utama dengan nama depannya dipisahkan dengan
tanda koma.
c. Jika
pengarangnya seorang editor, penerjemah atau misalnya mengarang bersama dengna
orang lain perlu di belakangnya diketik dalam tanda kurung singkatan-singkatan.
Contohnya (Ed.), (Penterj.), (dkk).
3. Judul
Judul terdiri dari:
a. Judul
utama dan
b. Judul
tambahan (anak judul, subjudul)
Judul
diketik pada indensi kedua baris berikutnya. Dengna ketentuan:
1. Jika
ada judul tambahan maka setelah diketik judul utama diberi tanda titik koma (;)
atau titik dua (:).
2. Setelah
ketikan judul tambahan berakhir lalu diberi tanda koma, kemudian nama pengarang
(tidak dibalik) di ketik dibelakangnya.
3. Apabila
ketikan judul tidak cukup dalam 1 baris, selanjutnya diketik pada baris
berikutnya mulai pada indensi pertama dan demikian seterusnya.
4. Jika
ada keterangan edisi, di belakang tanda titik dengan melewati 2 huruf diketik
keterangan edisi keberapa secara singkatan lalu diberi tanda titik.
4. Imprint
Berisi keterangan
mengenai kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Seperti pada contoh di atas
yaitu:
Kota terbit : Yogyakarta
Penerbit : Ar-Ruzz Media
Tahun terbit : 2010.
Diketik lurus segaris
dengan ketikan judul di atasnya dan diberi tanda koma setelah tahun terbit baru
titik.
5. Kolasi
Didalam
kolasi ini menyangkut keterangan mengenai halaman, tebal buku, ada tidaknya
ilustrasi, indeks, table, bibliografi, apendiks, berpa cm ukuran bukuk, tinggi
buku dan kemungkinan masih ada lagi yang perlu di cantumkan.
1. Diketik
mulai pada indensi kedua baris berikutnya, dengan lebih dahulu mengetik
keterangan jilid pakai angka rum besar, kemudian mengetik jumlah bagian rum
kecil dan jumlah pagina angka biasa lalu diberi titik.
2. Setelah
melewati 2 huruf diketik keterangan seperti: indeks, ilustrasi, tabel dengan di
singkat. Ilust.,indeks., tab.
6. Anotasi
Anotasi merupakan
keterangan tambahan singkat, yang hanya dicantumkan bila ada keterangan lebih
lanjut mengenai buku yang bersangkuatan.
Diketik setelah
melewati satu baris sehabis ketikan kolasi, mulai pada indeks kedua dan
selanjutnya diketik di baris berikutnya mulai pada indensi pertama.
7. Jejaka
Merupakan keterangan
lebih lanjut mengenai buku yang bersangkutan yang berfungsi sebagai alat inforamsi
untuk penugasan atau pemeriksaan.
F.
Membuat
katalog
1. Katalog
Pengarang
1.1 Contoh membuat
katalog pengarang. Katalog utama
|
|
1.2 Contoh katalog dengan 2 pengarang, diketikkan
nama pengarang utamanya terlebih dahulu tanpa dibalik baru diketikkan pengarang
kedua dan dibuatkan tajuk enteri tambahan.
1.3 Contoh
katalog dengan 3 pengarang, dituliskan dengan nama pengarang utamanya, kemudian
di buatkan tajuk enteri tambahan untuk pengarang ke 2 dan ke 3.
|
1.4
|
1.4 Contoh katalog lebih dari 3 pengarang. Untuk
penulisan katalog dengan lebih dari 3 pengarang, tidak dituliskan nama
pengarang pertama atau ke dua melainkan langsung ditulis judulnya.
2. Contoh
katalog judul
|
3.
Contoh
katalog subyek
|
4. Contoh
katalog badan korporasi
|
5. Contoh
katalog penerjemah
|
G. Penutup
Kesimpulan
Pembuatan katalog
sangat di perlukan, karena membantu mengefektifkan pekerjaan pustakawan serta
penggunaya dalam menemukan suatu koleksi. Tidak hanya fisik buku yang mudah di
jumpai namun juga keterangan-keterangan lain yang ada di dalamnya. Seperti kota
terbit, nama penerbitnya, jumlah halaman dan lainnya. Katalog juga mempermudah
pustakawan dalam melakukan kegiatan pengadaan.
Daftar Pustaka
Drs. Daryanto. 1986. Pengetahuan Praktis Bagi Pustakawan.
Malang: Binacipta.
P. Sumardji. 1978. Mengelola Perpustakaan. Yogyakarta:
Kanisius.
Soeatminah. 1992. Perpustakaan Kepustakaan Dan Pustakawan.
Yogyakarta: Kanisius.
terima kasih ya postingannya sangat bermanfaat sekali.
BalasHapussaya mau tanya, jika ada Bibliografi itu ditulis dimana ya?
Ada punya buku panduan lengkap perpustakaan untuk SDN...???
BalasHapusTerima kasih atas postingnya, sangat berguna bagi kami sebagai pustakawan pemula
BalasHapusTerimakasih postingannya sangat bermanfaat bagi kami pemula.kalau membuat kata kunci nya itu gimana ya?
BalasHapusYang pertama Fungsi informatif adalah brosur biasanya dipakai untuk menginformasikan kepada para konsumen potensial kamu berkaitan dengan perusahaan kamu. Informasi ini berkaitan dengan presentasi perusahaan kamu, produk baru atau layanan yang perusahaan yang ingin kamu tawarkan, ataupun perubahan terbaru dalam nama perusahaan kamu, dan lain-lain.
BalasHapusJasa Penulis Artikel SEO harga kardus bekas di pengepul harga jual kardus bekas ke pabrik pabrik daur ulang kardus bekas
Jasa Penulis Artikel SEO jasa percetakan sampul raport K13 percetakan lamongan cetak poster terdekat