Nama : Rindi
Apriani 21
Desember 2015
NIM : D1813072
Pengadaan
Koleksi Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta
A. Pengertian
Pengadaan Koleksi
Perpustakaan berfungsi sebagai salah satu factor
yang mempercepat akselerasi ilmu pengetahuan. Oleh karena itu perpustakaan
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam system pendidikan suatu lembaga. Baik lembaga pendidikan,
masyarakat maupun sekolah. Selain sebagai suatu kesatuan pendidikan,
perpustakaan juga merupakan sumber informasi dan merupakan penunjang yang
penting bagi pemustakanya. Artinya perpustakaan merupakan suatu riset ilmiah
sebagai bahan acuan atau referensi bagi pemustakanya.
Perpustakaan umumnya berfungsi sebagai: wahana
belajar sepanjang hayat, mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam
mendudkung penyelenggaraan pendidikan nasional, serta merupakan wahana
pelestarian kekayaan budaya bangsa, hal ini sesuai dengan apa yang telah
diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945 yaitu sebagai wahana mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Melihat fungsi perpustakaan yang amat kompleks, maka
sudah seharusnya perpustakaan menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat
maupun penggunanya. Perpustakaan harus mampu mengimbangi perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, budaya dan berbagai aspek lainnya. Oleh karenanya semua
pihak perpustakaan diharapkan untuk meningkatkan kualitas perpustakaan,
kualitas perpustakan tidak hanya di lihat dari bagaimana pustakawan memberikan
layanan kepada pemustakanya. Tetapi juga bagaimana perpustakaan tersebut
memenuhi kebutuhan penggunanya.
Kebutuhan informasi yang semakin kompleks untuk
memperkaya diri seseorang dapat di wujudkan dalam berbagai koleksi yang di
sesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Koleksi apa yang mereka buruhkan sudah
seharusnya perpustakaan memenuhi berbagai koleksi yang penggunanya butuhkan.
Tidak hanya koleksi tentang pendidikan namun juga karya tulis, karya cetak,
karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang di
himpun, di oleh dan dilayankan. Koleksi ini diolah, disimpan dan di kembangkan
sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. (UU No. 43 Tahun
2007).
Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan
pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan (Soeatminah : 1992, 71).
Koleksi di suatu perpustakaan dapat
dikelompokkan menurut jenisnya yakni buku dan non-book materials. Buku dapat di
bagi lagi menjadi beberapa yakni: buku-buku referensi dan buku bacaan yang
tujuan utamanya adalah menyediakan buku bacaan yang sehat dan kreatif. Buku referensi ini isinya disusundan diolah
secara tertentu (misalnya abjad) buku ini biasanya di pakai sebagai bahan
rujukan. Karena pengguna hanya membaca seperlunya atau sesuai yang dia inginkan
sehingga membacanya tidak secara keseluruhan dari awal sampai akhir, misalnya
kamus, ensiklopedi, biblliografi, almanac, buku tahunan, buku petunjuk,
direktori, kumpulan indeks maupun abstarak.
Yang menjadi koleksi perpustakaan selanjutnya adalah
majalah dan jurnal. Mengapa suatu perpustakaan perguruan tinggi perlu
menggunakan majalah dan jurnal? Hal yang menjadi alasan mengapa majalah perlu
ada di perpustakaan adalah, pada dasarnya majalah mengandung informasi yang
lebih up to date dibanding buku
karena isinya mengandung isu-isu yang sedang terjadi dewasa ini. Alasan ke dua
adalah karena majalah digunakan sebagai selingan dalam proses pembelajaran.
Bahan koleksi selanjutnya yaitu audio visual. Untuk
mendukung civitas akademika mahasiswa perlu adanya koleksi penunjang untuk
memaksimalkan proses pembelajaran. Salah satunya yaitu audio visual, dimana
koleksi ini dapat berupa rekaman, map, peta, film, piringan hitam, pita suara
maupun globe. Untuk itu, pustakawan harus pandai-pandai dalam memilih buku yang
akan di jadikan koleksi perpustakaan. Karena biasanya suatu buku di sertai
dengan CD, maupun rekaman pita suara untuk memperjelas pengguna atau memandu
pengguna dalam memahami isi buku. Sehingga mahasiswa tidak mengalami kesulitan
dalam menggunakan buku sekalipun dalam bahasa asing. Biasanya perpustakaan menyiapkan
ruangan khusu untuk ruang audio visual ini. Karena perlengkapannya terbatas dan
hanya untuk buku tertentu.
Harian atau surat kabar juga dapat dikategorikan
sebagai koleksi perpustakaan. Karena surat kabar lebih current atau lebih real
dari majalah. Karena isinya memang mengandung masalah-masalah dan
keanekaragaman topic atau artikel yang dimuat di beberapa judul harian dan informasi yang disajikan sesuai dengan
keadaan masyarakat setempat. Surat kabar ini juga dapat di buat kliping,
pembuatan kliping di sesuaikan dengan kebijakan masing-masing perpustakaan.
Biasanya di kelompokkan sesuai dengan masalah yang sedang terjadi di
masyarakat. Maupun karya-karya mahasiswa yang di muat dalam surat tersebut.
Bahan pustaka yang di himpun perpustakaan di atur
sedemikian rupa dan disusun secara sistematis, agar mudah dilakukan temu
kembalinya. Koleksi perpustakaan biasanya dilengkapi dengan katalog yang
digunakan sebagai alat telusur untuk mencari dan menemukan suatu bahan pustaka.
Pembuatan katalog ini bisa di dasarkan pada pengarang, judul buku, subjek
dan penerjemah yang di susun menurut
abjad secara terpisah.
Untuk itulah mengapa kegiatan pengadaan bahan
pustaka ini sangat penting dalam perpustakaan. Kegiatan ini secara tidak
langsung berinteraksi dengan penggundaa. Meskipun tidak tampak, namun hasilnya
bisa dirasakan oleh pengguna. Para pusakawan harus memilih, mengolah dan
menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Untuk
perpustakaan perguruan tinggi yang sifatnya terbuka untuk umum maka harus mampu
membedakan antara:
a. Kebutuhan
Pustakawan harus mampu
membedakan mana koleksi yang memang benar-benar menjadi kebutuhan penggunanya
untuk tujuan pendidikan dan menambah wawasan .
b. Minat
baca
Pustakawan harus mampu
membaca ke inginan penggunanya, apakah koleksi yang di sediakan memang sudah
sesuai dengan yang dia butuhkan atau pengguna itu datang ke perpustakaan hanya
ingin membaca buku saja. Minat baca ini pada umumnya terlihat pada permintaan
atau pengadaan buku yang di inginkan.
c. Selera
Selera pengguna ketika
datang ke perpustakaan adalah berbeda beda. Hal ini di sesuaikan dengan jenis
kelamin, umur dan kedudukanya social seseorang. Ada seseorang yang selera
membacanya buku-buku yang sifatnya historis, ada yang suka membaca novel dsb. (Soejono
Trimo MLS, 1985 : 40-41)
Hal
inilah yang menjadi acuan pustakawan ketika akan melakukan kegiatan pengadaan buku. Pustakawan
mengamati, menganalisis dan mengevaluasi koleksi yang seperti apa yang dibutuhkan
pengguna sehingga koleksi di perpustakaan dapat di manfaatkan secara maksimal
oleh penggunanya.
B. Sumber
pengadaan koleksi
Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan
pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan (Soeatminah, 1992 : 71).
Koleksi yang di sediakan perpustakaan harus relevan sesuai dengan minat,
kebutuhan, lengkap dan kebenaran dari koleksi tersebut, agar tidak mengecewakan penggunanya. Karena pada
dasarnya perpustakaan merupakan sumber informasi. Sehingga sudah sewajarnya
perpustakaan informasi yang cepat, tepat dan akurat kepada pengguna. Koleksi
perpustakaan dapat di peroleh dari berbagai macam sumber antara lain: hadiah,
pembelian, tukar menukar, titipan dan laporan pengadaankoleksi (Soeatminah ,
1992 : 74).
1. Hadiah
Soeatminah
mengatakan bahwa “hadiah kadang-kadang
kurang cocok dengan tujuan dan fungsi serta ruang lingkup layanan perpustakaan,
maka pengadaan koleksi melalui hadiah bukan merupakan andalan pembinaan koleksi
perpustakaan”. Hadiah dapat di peroleh dengan cara:
1.1 Mengajukan
permintaan hadiah pustaka
Pengajuan permintaan
hadia pustaka ini dapat dilakukan di ajukan kepada lembaga pemerintah atau
swasta baik di dalam maupun luar negeri. Dapat dilakukan secara lisan maupun
tertulis yang disertai bukti autentik.
1.2
Hadiah tidak atas permintaan
Seringkali
suatu perpustakaan mendapat hadiah dari lembaga maupun perpustakana lain tanpa
permintaan hadiah terlebih dahulu. Hal ini bisa terjadi karena lembaga tersebut
sengaja memberikan hadiah kepada suatu perpustakaan tertentu karena rasa
simpati.
1.3
Sumbangan wajib
Sumbangan wajib ini biasanya di sesuaikan
dengan kebijakan perpustakaan itu sendiri. Ada perpustakaan yang mewajibkan
setiap maru harus menyumbangkan buku, ada yang ketika mahasiswa akan wisuda
harus menyumbangkan buku dsb.
2.
Pembelian
Dalam
kegiatan pengadaan koleksi perpustakaan harus menyiapkan anggaran. Anggaran ini
biasanya telah direncanakan jauh-jauh hari untuk membeli koleksi yang di
butuhkan. Disamping itu, besarnya anggaran menentukan seberapa banyak koleksi
di dalam perpustakaan tersebut. Dalam pembelian ada beberapa tahapan yaitu:
2.1
Kebijakan
Kebijakan
pengadaan ini di maksutkan agar pustakawan mampu menetralisir dan mengevaluasi
koleksi yang benar-benar sesuai kebutuhan.
2.2
Prinsip seleksi
Dalam
kegiatan pengadaan koleksi, pustakawan harus cermat dalam memilih koleksi yang
disesuaikan dengan minat baca, memenuhi kualitas pelayanan, sesuai pengetahuan
dan kemajuan IPTEK.
2.3
Alat bantu seleksi
Di
perlukan untuk mempermudah pustakawan dalam mengadakan pembelian. Alat yang
digunakan dapat berupa katalog, bibliografi, daftar tambahan koleksi dan
timbangan buku.
2.4
Prosedur pemilihan dan pengusulan
Pengusulan
dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri maupun permintaan dari perpustakaan.
Biasanya perpustakaan akan menyediakan formulir yang akan diisi mahasiswa tentang
koleksi yang diperlukan
2.5
Prosedur pembelian
Pemesanan
bahan pustaka dapat dilakukan lewat took buku, agen maupun penerbit secara
langsung. Dimana perpustakaan menyediakan daftar koleksi yang akan dipesan.
2.6
Prosedur pembayaran
Pembayaran
dapat dilakukan di tempat pembelian maupun setelah barang sampai di perpustkaan
dimana pengiriman barang dilampiri faktur dan kuitansi tagihan pembayaran.
2.7
Pemesanan ke Luar Negeri
3.
Tukar menukar
Dilakukan
ketika perpustakaan memiliki koleksi lebih dan tidak terpakai di perpustakaan.
Dapat di tukarkan dengan perpustakaan yang membutuhkan koleksi tersebut.
Langkah yang dapat dilakukan yaitu:
3.1
Bahan pustaka yang akan ditukarkan harus
dikeluarkan dari koleksi, di ambil katalognya dan di beri tanda stempel
pengeluaran. Pada buku inventarsi di catat pada kolom keterangan.
3.2
Bahan pustaka yang akan ditukar
dibuatkan list yang di urutkan abjad.
3.3
Perpustakaan mengirimkan daftar tersebut
kepada perpustakaan yang kira-kira membutuhkan, lengkap dengan syarat
penukaran.
3.4
Perpustakaan penerima memilih pustaka
yang di perlukan dan mengirim daftar pustaka yang ditawarkan sebagai gantinya.
3.5
Apabila telah sepakat, maka proses tukar
menukar dapat dilakukan.
C. Pengadaan
Koleksi di Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta
Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta dapat
dikatakan sebagai perpustakaan khusus. Karena, di dalam institutnya sendiri
terdapat program studi yang hanya bernuansakan jawa seperti karawitan, seni
pedalangan, seni tari, seni music baik musik etno maupun musik tradisional jawa
dan seni pertunjukan atau teater. Secara otomatis koleksi yang disediakan di
perpustakaan adalah koleksi yang menyangkut program studi mereka.
Koleksi-koleksi yang bernuansa jawa, jurnal-jurnal kebudayaan jawa mudah
dijumpai di perpustakaan ini.
Termasuk pada pengadaan koleksinya, pustakawan harus
mampu memelih bahan pustaka apa saja yang akan di jadikan koleksi perpustakaan.
Penulis menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data, metode yang di
gunakan yaitu metode obervasi, metode
kualitatif dan metode studi pustaka. Penulis mengamati secara langsung
bagaimana kegiatan pengadaan di peprustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta.
Langkah
pengadaan koleksi di perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta dapat di
uraikan sebagi berikut:
Hasil wawancara dari M. Chrisdiana Sri U.,S.Ikom:
“Pengadaan koleksi di UPT Perpustakaan Institut Seni
Indonesia Surakarta di peroleh melalui pembelian, hadiah, sumbangan yang wajib
dilakukan oleh mahasiswa ketika akan wisuda yang di serahkan ke setiap perpustakaan
fakultas dengan kesepekatan yang telah di setujui antara mahasiswa dengan
perpustakaan”.
Dari hasil wawancara penulis dapat menyimpulkan
bahwa pengadaan bahan pustaka di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia
Surakarta dilakukan melalui pembelian, sumbangan dan hadiah.
1.
Pembelian
Pengadaan
bahan pustaka di UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta dilakukan
dengan beberapa cara yaitu:
a. Membuat
surat ke fakultas atau dekan
Sebelum
melakukan pembelian bahan pusaka, pustakawan bagian pengadaan membuat surat
yang berisi daftar judul buku yang telah di kumpulkan selama 2 minggu oleh
masing-masing perpustakaan fakultas. Setelah waktu yang ditentukan habis,
fakultas wajib memberikan daftar tersebut ke perpustakaan pusat. Kemudian
pustakawan akan merekap daftar judul buku yang telah di ajukan untuk di
seleksi, judul buku apa saja yang kira-kira sudah ada dan di tambah lagi. Atau
judul buku apa saja yang memang sedang di butuhkan mahasiswa saat ini.
b. Pada
bagian sirkulasi, di beri form untuk pengajuan judul buku
Selain
menggunakan surat yang diserahkan ke setiap fakultas, UPT Perpustakaan Institut
Seni Indonesia Surakarta juga
menyediakan form yang diletakkan di bagian sirkulasi. Sehingga mahasiswa yang
membutuhkan bahan pustaka yang belum ada atau belum tersedia dapat mengisi form
tersebut yang kemudian diserahkan kepada pustakawan. Pustakawan akan
mengumpulkan form tersebut dan kemudian di serahkan kepada petugas bagian
pengadaan. Petugas pengadaan akan merekap kembali daftar judul buku yang di
butuhkan tersebut. Setelah daftar judul buku tersebut selesai direkap secara
keseluruhan antara form di sirkulasi dengan di masing-masing fakultas akan di
serahkan ke bagian perencanaan. Bagian perencanaan akan mengajukan daftar judul
buku tersebut kepada rector.
Dimana
rector dan jajarannya memiliki kepanitiaan sendiri. Panitia ini yang akan
memilih CV untuk melakukan pembelian yang sesuai dengan judul buku yang
diajukan. Jika buku yang dimaksut tidak di tersedia, maka perpustakaan dapat
mengajukan judul lain sebagai pengganti.
c. Alat
seleksi
UPT
Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta menggunakan katalog penerbit
untuk mempermudah pustakawan melakukan pembelian buku.
2.
Hadiah
Hadiah
yang di terima oleh UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta
diperoleh dari sumbangan baik dalam negeri maupun luar negeri serta dari
Lembaga, Perpusnas, Dikti dan perpustakaan lain. Selain itu juga dari mahasiswa
yang akan wisuda wajib menyumbangkan buku di fakultas masing-masing.
Hadiah
dan sumbangan yang sekiranya tidak terpakai atau tidak sesuai dengan kebutuhan
UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta akan di sumbangkan kembali
ke perpustakaan lain yang jauh lebih membutuhkan.
3.
Produk sendiri
Selain
pembelian, hadiah dan sumbangan UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia
Surakarta memiliki karya ilmiah, baik dari dosen maupun mahasiswa. Dapat berupa
jurnal, laporan penelitian, skripsi, TA, Thesis dsb.
Rector
yang telah di ajui dana dari bagian perencanaan, kemudian akan mengajukan dana
ke pusat (Jakarta) dana yang di peroleh tidak tetap, kadang 100-200 juta.
Dimana dana ini akan di cacah atau di bagi-bagi sesuai kebutuhan fakultas
masing-masing. Jika dananya kurang, maka akan di hemat oleh pustakawan dan
tinggal bagaimana pustakawan membagianya. Namun jika dananya lebih, maka
pustakawan akan menambah koleksinya lagi.
D. Penutup
Kesimpulan
Dari hasil penelitian
yang telah dilakukan di Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta, dapat
di simpulkan bahwa:
1. Perpustakaan
Institut Seni Indonesia Surakarta dalam kegiatan pengadaan koleksinya di
peroleh dari pembelian, hadiah dan sumbangan serta dari produk institut itu
sendiri. Perpustakaan Institut Seni Indonesia Surakarta tidak mengadakan tukar
menukar dalam pengadaan koleksi.
2. Perpustakaan
Institut Seni Indonesia Surakarta dalam pengadaan koleksinya tidak langsung
menunjuk suatu penerbit atau CV sendiri secara langsung. Perpustakaan hanya
menerima koleksi tersebut datang ke perpustakaan. Karena untuk pembelian bahan
pustaka rector sendiri dan kepanitiannya yang akan mengadakan pembelian,
sehingga perpustakaan tidak terlibat dalam proses pembelian.
3. Alat
bantu seleksi yang digunakan perpustakaan hanya berupa katalog penerbit saja
bukan pada bibliografi maupun daftar tambahan koleksi dan timbangan buku.
Daftar pustaka
Soeatminah. 1992. Perpustakaan
Kepustakaan Dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius.
Trimo, Soejono. 1985. Pengadaan Dan Pemilihan Bahan Pustaka. Bandung: Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar