Icuk Kristanti 26
Desember 2015
D1813038
D1813038
Preservasi
Digital Terhadap Koleksi Buku Lama Dan Naskah Kuno
Oleh : Icuk Kristanti
Oleh : Icuk Kristanti
Pendahuluan
Saat
ini manusia hidup di era digital dimana hampir seluruh kebutuhan informasi
mereka dapat di akses melalui teknologi digital. Informasi, sebelum saat ini
dapat direkam di atas kertas, kain kulit binatang dan batu.preservasi menurut
Nelly BALLofet dalam bukunya preservation and conversation for libraries and
archisves, preservasi termasuk pemeliharaan bukan hanya materi fisik namun juga
informasi yang terkandung dalam materi tersebut. Oleh karena itu diperlukan
format ulang atau alih media dan penggnaan wadah aman untuk memeperjang akses
ke informasi dalam kertas ,media alektronik dan dokumen lainya yang mungkin
dapat menghilang seiring sejalanya waktu ( ballofet,2005: p.xvii).
Preservasi
dilakukan pada bentuk bahan asli bahan pustaka yang dikoleksi oleh sebuah peprustakaan
tertentu ( ballofet,2005: p.xvii). media atau format ulang untuk memeprpanjang
akses ke dokumen itu sendiri,naskah dapat diubah kebentuk mikro misalnya
mikrofin atau difoto dan di dijadikan dokumen berbentuk digital yang akhirnya
menjadikan naskah teresebut menjadi dokumen berbentuk digital. Dokumen akhirnya
menjadi koleksi yang “lahir” dalam format digital atau hasil pengalih bentuk
kedalam digital ( deegan and tanner,2006:p.6). Setelah manunskrip atau naskah
kuno berubah menjadi dokumen dan sebuah dokumen digital berbeda dari kerusakan
yang alami dokumen digital, resiko kerusakanya justru semakin tinggi .namun
demikian, kerusakan yang dapat dialami dokumen aslinya yang memiliki bentuk
fisik akan merugikan perpustakaan. Oleh sebab itu preservasi juga dilakukan
untuk terhadap dokumen-dokumen yang berbentuk digital. preservasi digital
merupakan preservasi terencana dan terkelola untuk memastikan agar bahan
digital dapat terus dipakai selama mungkin. Preservasi digital juga meliputi
mencangkup memastikan materi digital tidak bergantung pada kerusakan atau
perubahan teknologi dan mencangkup daro berbagai bentuk kegiatan mulai dari
kegiatan sederhana menciptakan (copy) samapai kegiatan transformasi digital
yang cenderung rumit (pendit,2008:p.248).
Preservasi
digital dilakukan dengan 6 strategi dan kegiatan yang pertama adalah preservasi
teknologi (technology preservation) yang merupakan bentuk pememliharaan dan
perawatan terhadap hardware dan software yang memeproseskan atau menyimpan
segala sumber-sumber digital ( Deegan and tanner , 2006:p.18). Kegiatan
selanjutnya adalah penyegaran atau pembaruan ( refresing) yaitu kegiatan yang
disimpan dalam suatu media elektronik yang agar tidak hilang, salah satunya
dengan penyalinan dari satu media ke media lain. Misalnya dari sebuah floopy
disk di salin ke CD ROM (Deegan and tanner ,2006 :p.18).
Migrasi
dan format ulang (Migration and reformatting) strategi ini merupakan pemindahan
materi digital yang berkala dari suatu konfigurasi hardware/software ke generasi
lainya atau dari generasi komputer ke komputer lainya dari objek digital untuk
menjaga agar dokumen dapat terus diakses dan dignakan untuk peanfaatan suatu
dokumen ( Borghof dan Rodig , 2003: p.33)
Dalam
penelitian ini akan teridentifikasi bagaimana kegiatan preservasi digital
manunskrip atau naskah kuno beserta buku lama dan buku langka yang ada
diperpustakaan dilaksanakan, disadari betapa pentingnya ruang naskah bagi
perpustakaan, bahkan bagi masyarakat Indonesia karena koleksinya merupakan
warisan nenek moyang kita yang mengandung banyak ilmu yang bermanfaat, oleh
karena itu harus dilestarikan dengan baik fisik naskahnya begitupun naskah yang
sudah berbentuk digital agar dapat dipelajari dan diaplikaskan ilmunya.
Pembahasan
1. Manuskrip ,buku lama dan buku
langka
Kata
manuskrip di ambil dari ahasa latin manu sciptum yang artinya adalah ditulis
dengantangan, jadi sema dokumen yang tertulis pada jaman sebelumnya masehi
sampai ditemukanya percetakan ditulis dan diperbanyak dengan tangan ( Madam
2009:1) walaupun koleksi yang ada diruang naskah banyak merupakan dokumen yang
ditulis dengan tangan tetapi ada beberapa dokumen yang diketk menggunakan mesin
tik juga. Selain manuskrip diperpustakaan ada juga buku lama yang sudah pasti
adalah buku yang dicetak pada masa lampau , ratusan bahkan ribuan tahun yang
sudah lewat. Koleksi ytang selanjutnya adalah koleksi buku langka yang
merupakan buku yang sudah tua umurnya sedikit jumlahnya atau sulit untuk
ditemukan sehingga jarang muncul di toko buku contoh buku langka: termasuk buku
yang dicetak tahun 1500-an buk abad 16-18, terutama dengan tema tertentu yang
mungkin dimiliki oleh daerah local atau bagian tertentu ( Phythereh, 2005:
p.580).
2. Jenis koleksi digital
Dalam
pelaksaan digital yang dilakukan pelestariannya baik itu preservasi manuskrip
atau fisik buku lama atau preservasi dalam bentuk digital, pemilihanya dokumen mana
yang akan dilestarikan terlebih dahulu harus dipertimbangtkan dengan seksama.
Buku lama perlu di alih mediakan ke dalam bentuk digital karena kemungkinan
buku lama perlu persedianya terbatas atau mungkin tidak lagi dipasarkan, jadi
mungkin yang memilikinya hanayalah perpustakaan tertentu dengan buku lama. Yang
jelas sulit ditemukan karena penggunanya tidak dapat pergi ke sembarangan
tempat untuk mememukanya terlebih lagi dengan naskah, karena kondisi fisiknya
yang sangat rapuh dan mudah rusak mengingat naskah langsung oleh pengguna umum
harus dikurangi unruk meghindari kerusakan, oleh sebab itu, naskah mudah
digunakan alih – mengalih dengan media digital dalam bentuk accessible dan
mudah digunakan. Menurut susan Feldman dalam Langieer dalam memilih data digital
apa yang harus dilestarikan atau preservasi , apalagi jika tidak ada orang lain
yang melakukanyta. Namun untuk lebih jelasnya Naney Brode manyatakan apa yang
harus menjadi fokus pada preservasi digital buku lama.
Ada beberapa teknologi yang diguakan untuk
membedakan dan memahami jenis jenis dokumen digital:
1.
Berdasarkan tipe material
Teks atau Dokumen,
spreadsheet, Multiple spreadsheet “ Pffice Sulte “ .Rckoed Database ,maps,
(vekstor), database GIS gamabart,suara, video, database gambar.
2.
Berdasarkan Tipe format file
·
Reconized Uncompressi Standard formats.
·
Reconized standard dokumen-level formats.
·
Reconized mata and vector formats.
·
Reconized compressed Graphich Formats
3.
Berdasarkan Tipe media
·
Portable disk magnethicnedia.
·
Portable fale volume
4.
Berdasarkan Sistem Oprasi
·
Windows Nt
·
SCO-UNIK
3. Langklah –langkah preservasi
1. Pelstarian dan penyimpanan
Pelestarian media
penyipanan menfokuskan pada kegiatan pelestarian media yang menyimpan informasi
dalam pita, disk, CD-ROM. Kegiatan ini perlu dilakukan karena media penyimpanan
ini merupakan kases yang harus dipelihara dan dijaga sesdemikian rupa agar
pengguna dapat menemukan kembali informasi yang ada di dalam media ini. Pelelstarian
media ini dapat dilakukan dengan cara menyalin atau backup kedalam media yang
sejenis atau media dengan jelas yang berbeda.
2. Pelestarian tekonolgi
Sebagai mana kita
ketahui, teknologi berkembang dengan sangat cepat. Bukan dalam waktu lima tahun
saja sebuah softwere dapat mengeluarkan beberapa versi yang baru, lebih baik
terus berkembang .hal ini berlaku juga pada hardwere dan oleh sebab itu
perawatan pustakawan harus berhati hati terhadap kerusakan teknlogi yang
digunakan untuk menyimpan.
3. Pelestarian intektual
Koleksi digital masih
sangat rapuh dalam perlindungan.hukum dan hak cipta, karena informaasi digital
dapat dengan, mudah disalin tanpa adanya perbedaan dengan sangat mudah. Walaupun
sekarang sudah ada teknologi tanda tangan elektronik dan watermark namun hal ini
masih mrupakan sesuatu yag harus terus dikembangkan agar organilitas dalam
informasi yang terkandung dalam dokumen digital dapat terus terjaga.
4. Preservasi
digital
Preservasi perpustakaan digital adalah proses
memilih, mengadakan, mengolah, melayankan, serta memelihara dokumen atau data
digital sehingga dapat dimanfaatkan dalam waktu yang lama secara internal oleh
publik sesuai dengan kaidah, norma dan kode etik yang berlaku. Preservasi
adalah semua kegiatan yang bertujuan memperpanjang umur bahan pustaka dan
informasi yang ada di dalamnya. Selain itu definisi lain juga menyebutkan
preservasi digital adalah upaya memastikan agar materi digital tidak bergantung
pada kerusakan dan perubahan teknologi. Secara umum preservasi digital mencakup
berbagai bentuk kegiatan, mulai dari kegiatan sederhana menciptakan
tiruan (replika atau copy) dari sebuah materi digital untuk disimpan, sampai
kegiatan transformasi digital yang cenderung rumit.
Kegiatan mentransfer informasi tercetak ke dalam
bentuk digital seolah menjadi kesibukan utama perpustakaan besar Indonesia pada
dasawarsa terakhir ini. Entah berapa ratus ribu bahkan jutaan gigabyte
dokumen yang telah dijadikan digital di beberapa perpustakaan besar Indonesia.
Tidak itu saja, mereka membuat pangkalan data referensi seperti katalog online,
indeks subyek, dan sarana pencari informasi digital lainnya. Belum lagi jurnal
elektronik, peta digital, data, atau dokumen kelabu (dokumen pemerintah yang
tidak diterbitkan untuk umum) yang mereka koleksi dalam bentuk digital.
Dokumen digital rentan kerusakan dalam arti tidak
dapat terbaca atau tak bisa diakses lagi. Barangkali keadaan ini bakal berubah
menjadi bom waktu yang mengancam kelangsungan hidup perpustakaan digital.
Masalah kedua adalah perkembangan peranti keras diikuti
peranti lunak yang berubah versi dengan cepatnya. Kemudian versi lama tidak
bisa membaca informasi pada versi baru. Dunia digital Indonesia bergeming
dengan ancaman tersebut dan kegiatan digitasi sepertinya mengalir begitu saja.
Memang, selain kendala dalam hal mesin, dalam kasus tertentu dokumen digital
terasa lebih mahal jika kita harus mencetaknya.
Preservasi data atau dokumen digital menjadi hal
penting karena kondisi berikut :
1.
akumulasi data yang tak terkendali
2.
kerusakan data tanpa sengaja
3.
pengubahan data tanpa hak
4.
kelangkaan metadata dan sistem
dokumentasi
5.
bentuk data elektronik yang tidak dapat
dipreservasi
6.
kelangkaan mekanisme untuk preservasi
Di
dunia tradisional banyak obyek akan survive lama sekali meski
ditelantarkan. Obyek digital hanya akan survive bila orang membuat
rencana dan dengan sistematis memikirkan kelangsungan hidup obyek tersebut
secara berkelanjutan. Masalah-masalah sekitar warisan digital sudah menjadi
begitu kompleks sehingga sedang dilakukan berbagai upaya oleh kalangan
perguruan tinggi, institusi, dan bisnis, untuk mengembangkan cara untuk
melestarikan data yang diciptakan dalam bentuk digital. Tujuannya: agar data
tersebut masih dapat dipahami puluhan dan ratusan tahun kedepan.
Di
masa mendatang para pencari informasi minimal memerlukan metode-metode
untuk mengekstraksi informasi dari media penyimpan yang sekarang sudah ada, dan
yang kelak akan ada. Sarana macam ini pada suatu saat pasti tidak tersedia lagi
atau tidak dapat dipakai lagi. Kapan misalnya, anda terakhir melihat suatu floppy
disk drive? Suatu organisasi atau lembaga yang memperhatikan preservasi
koleksi digitalnya akan selalu memindahkan informasi dari sistem lama ke yang
lebih baru secara teratur.
5.
Penyegaran
(refreshing)
Penyegaran
atau pembaharuan terhadap media penyimpanan yang dimiliki agar media yang ada
tetap update dan bisa digunakan. Perkembangan media penyimpanan selalu diikuti
oleh perpustakaan mulai dari penggunaan floppy disk, flash diskh ardisk
internal sampai serverd engan kapasitas besar.
6.
Migrasi(migration)
Format
ulang data agar sesuai dengan versiterbaru darihardwaredan software yang
digunakan. Kegiatan migrasi ini harus dilakukan secara hati-hati karena selalu
ada kemungkinan perubahan (pengurangan) data.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang merupakan rangkuman dari
keseluruhan hasil preservasi buku lama yang penulis lakukan berkaitan dengan
pelaksanaan Preservasi Digital. Tujuan pelestarian koleksi digital untuk
melestarikan kandungan informasi bahan pustaka melalui proses alih media
(konversi) ke media baru. Secara Umum pelaksanaan pelestarian koleksi digital
di Perpustakaan. Sistem informasi perpustakaan yang belum terintegrasi mengakibatkan
pengolahan dan pengelolaan koleksi tidak dapat dilakukan secara efektif dan
efisien, terbukti dengan adanya duplikasi pekerjaan. Belum terintegrasinya
sistem informasi juga mempengaruhi terhadap penempatan sumber daya manusia yang
menangani pelaksanaan pelestarian koleksi digital. Sumber daya manusia yang
menguasai bidang teknologi informasi untuk pelaksanaan pelestarian koleksi digital
masih kurang memadai, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, hal ini
terlihat dengan diperbantukannya preservasi digital dengan demikian preservasi
digital naskah kuno, koleksi dan buku lama sangat penting kaeran akan membantu
dalam accessible secara cepat.
Sumber
DP Dewi. 2014. Preservasi
koleksi. Diakses pada tanggal 26 Desember 2015. Dalam digilib-Uin.suka.ac.id
Martoatmodjo, K. 1993. Preservasi Koleksi Naskah Kuno, Buku Lama dan Langka. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar